Dari mana sebuah “ide” itu muncul? Part I (8/366)

Saraswati
3 min readJan 8, 2024

--

Pernah baca atau dengar istilah write paper syndrome? syndrome tersebut terjadi ketika kita berniat untuk menulis sesuatu, buka laptop, lalu diam di hadapan halaman kosong Microsoft Word dan hanya melihat kursornya berkedip-kedip tanpa tahu harus nulis apa, dengan kata lain kita “kehabisan ide”.

Menurut salah satu penulis yang kukagumi, ide itu sangat sulit dicari. Terus aku kepikiran, gimana dong dengan goalsku tahun ini ingin menulis dan published setiap hari di Medium? Gimana kalau ada hari aku kehabisan ide dan gak tahu mau nulis apa? Gagal dong goalsnya. Terus aku penasaran, selama ini ideku muncul dari mana ya? bagaimana proses supaya kita selalu punya ide untuk menulis? Untuk menjawab pertanyaan itu, tulisan ini hadir.

Kalau aku coba baca beberapa tulisan yang pernah kupublish, terlihat bahwa ideku berasal dari dua (3) hal yaitu pengalamanku, konten yang kukonsumsi, dan melamun (baru nyadar, ternyata aku belum pernah ngambil ide konten dari Chat GPT, sepertinya menarik juga kalau dicoba).

Pengalaman

Pengalaman bisa berasal dari berbagai akvititas yang kulakukan seperti mengerjakan tanggung jawabku sebagai seorang karyawan, mencoba belajar skills baru, mencoba freelance/part-time, dll. Berikut ada beberapa contoh draft tulisanku di medium yang diperoleh dari “pengalaman” tapi belum kupublish (ternyata udah setahun aja haha).

Konten yang kukonsumsi

Ketika aku tenggelam dalam kenikmatan membaca buku, ide tiba-tiba aja muncul. Bukan hanya satu, kadang bisa sampai hampir 10 ide muncul. Ketika aku lagi nyapu rumah sambil dengerin podcast, ada waktu di mana aku letakkan sapu nya dan langsung ambil pulpen dan kertas karena aku langsung buru-buru mencatat ide yang barusan kutemukan. Ketika aku nonton YouTube/Film, aku juga entah gimana ketemu aja beberapa ide. Berikut ada beberapa ide tulisan yang sempet kubuat ketika lagi baca buku tentang visualisasi dan nonton ratusan video tentang finansial:

Melamun

Ketika aku berkunjung ke rumah nenek atau sepupu, ada momen aku melamun di mobil. Ketika aku lagi di toilet, ada momen aku melamun. Ketika aku lagi di tempat tidur tanpa gadget, ada momen aku melamun. Semua momen tersebut membuatku menemukan “ide”.

Aku gak tahu proses ini dinamakan apa, tapi yang pasti, proses melamun ini sangat membantuku menemukan ide baru. Aku jadi teringat kalau dulu sempet amaze banget sama coding seniorku di kantor, terus aku tanya “Kok bisa kepikiran logic kaya gitu kak?”, jawabannya sederhana “Coba banyakin melamun Saras”. Terus aku praktekkin dongg dan berhasil! Ada logic coding di kerjaan yang aku buntuh banget, aku coba ambil pensil dan pulpen terus melamun di depan rumah, eh logic codingnya tiba-tiba ketemu.

Akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa semakin banyak pengalamanku, semakin banyak buku yang kubaca, semakin sering aku melamun, maka semakin banyak juga ide yang kutemukan. Tapi ternyataaaaa, ada satu proses yang bisa membuat kita konsisten untuk menemukan ide dan bahkan proses ini datang dari dalam diri kita sendiri. Apa prosesnya? Mencari kegelisahan.

Kegelisahan

Ya kamu gak salah. Ide yang baik ternyata datang dari kegelisahan. Konsep ini kutemukan dari penulis Raditya Dika. Kenapa kegelisahan? dan gimana caranya menemukan kegelisahan itu?

Aku ingin menjawab pertanyaan tersebut, tapi barusan ibuku manggil jadi kita sambung besok yaa!

--

--

Saraswati
Saraswati

Written by Saraswati

I write about my life, experiences, or something excites me. https://www.linkedin.com/in/sarasdewi2000/

No responses yet